Rabu, 23 November 2016

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Kadar oktan (research octane number/RON) yang menggapai 90, di atas kandungan oktan premium yang cuma 88, menjadikan kualitas pertalite jauh lebih unggul.

Apalagi dengan dengan dengan dengan harga menjajakan berselisih tidak tidak tidak tidak tidak tebal membawa efek produk yang diluncurkan PT Pertamina (Persero) terhadap akhir Juli 2015 itu jadi lama jadi pilihan masyarakat.

Wyra Perdana, pengguna skuter matik, mengakui pertalite membawa kualitas lebih baik dibanding premium. Hal inilah yang membawa efek dia menentukan memakai pertalite dibanding premium.
“Saya sih lihat berasal berasal dari kualitasnya sebab tahu sekali perbedaannya
dibandingmenggunakan bensin biasa. Jadi lebih sedap jalannya,” ungkap Wyra pas ditemui di tidak benar satu SPBU di Cakung, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Dia memberikan tambahan tak cuma kualitas yang lebih, penentuan pertalite terhitung disebabkan harga jualnya tidak berselisih jauh dibanding premium.

Saat ini harga menjajakan pertalite di lokasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)sebesar Rp 6.900 per liter. Sementara untuk premium dibanderol Rp 6.450 perliter.
“Faktor harga terhitung yang aku pikir membawa efek masyarakat beralih kepertalite dan pertamax,” kata Wyra.

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas


Hal senada diungkapkan Akbar Firmansyah, pengguna skuter matik lainnya. Menurut dia, kualitas type BBM dapat berpengaruh besar performa dan mesin kendaraan.
“Perbedaan kualitas premium dengan dengan dengan dengan BBM lain kan lumayan signifikan. Untuk motorsaya memakai pertamax,” kata Akbar.

Alimuddin, pengemudi gojek online yang tinggal di kawasan Ciledug,Tangerang Selatan, mengaku menentukan pertalite dan pertamax untuk kendaraan mio yang digunakannya. Setiap hari dia belanja umumnya Rp 30 ribu untuk bahan bakar tertentu berasal berasal dari Pertamina.

“Setiap minggu aku belanja lima hari pertalite, dua hari lainnya pertamax.Ini untuk kuras tanki motor. Mesin jadi tokcer. Tarikannya kenceng,”ujarnya.

Secara terpisah, Iwan Permata Iljas, Director Operation FinanceDanone-Aqua, menilai pergesaran pola mengonsumsi BBM masyarakat pas ini berasal berasal dari premium ke pertalite merupakan indikasi yang baik, meskipun mengenai ini terbujuk selisih harga menjajakan yang tidak mirip tipis.
Iwan mengaku biasa mengguna pertamax sebab membawa kandungan oktan tinggi menyakini kesadaran masyarakat terhadap BBM membawa kwalitas dapat meningkat. “Berangsur dapat menuju kesana, terutama masyarakat perkotaan,” tukas Iwan.

Peningkatan mengonsumsi pertalite dan pertamax diakui Sunar, pengawas SPBU34-17138, Cakung. Peningkatan mengonsumsi terutama terlihat sehabis harga pertalite turun artinya dibanding terhadap awal peluncurannya. Saat ini Pertamina selalu membanderol pertalite Rp 8.400 per liter.
“Jadi sebetulnya mengonsumsi pertalite naik sebab pas ini selisih harganya terhitung sedikit,” kata dia.

Menurut Sunar, tak cuma harga memberikan tambahan nozzle pertalite dan pengurangan nozzle premium ikut berpengaruh terhadap pola mengonsumsi BBM. Beralihnya pengguna premium ke pertalite tidak cuma didominasi pengguna kendaraan roda dua, namunjuga kendaraan roda empat.
“Tidak cuma mobil pribadi, angkot terutama pas ini banyak yang beralih ke pertalite. Jadi penjualan (premium-pertalite/pertamax) sebetulnya hampir samasekarang,” kata dia.

Sunar mengutarakan bersamaan perubahan pola mengonsumsi sehabis itu permintaan pasokan BBM ke Pertamina terhitung berubah. Jika di mulanya permintaan pertalite hanyadilakukan masing-masing tiga hari untuk kapasitas 8 ribu liter, pas ini permintaan yang diajukan masing-masing hari.

“Kalau pas ini kirim satu mobil sehari. Untuk premium dulunya dapat 32 ribuliter untuk dua hari, pas ini sehari paling kami minta sekali kirim jadi cuma 8 ribu liter,” kata Sunar.

Pernyataan Sunar senada dengan dengan dengan dengan information penyaluran BBM terhadap periode Agustus 2016 yang di mulanya dirilis Pertamina.

Pertalite pas ini sudah mengambil porsi sebesar 20,5 % berasal berasal dari total mengonsumsi BBM dengan dengan dengan dengan capaian sebesar 20 ribu kiloliter(kl) per hari atau naik 462 % berasal berasal dari mengonsumsi Januari 2016 sebanyak 4.500 kl.

Kenaikan mengonsumsi terhitung dialami pertamax, menggapai 15,8 % dengan dengan dengan dengan penyerapan lebih tidak lumayan 15 ribu kl per hari atau naik 226 % berasal berasal dari mengonsumsi terhadap Januari 2016 yakni 5.000 kl.

Sementara itu, penyaluran BBM type premium turun 13 % berasal berasal dari 70 ribu kl perhari terhadap awal 2016 jadi 56 ribu kl atau 63,4 % berasal berasal dari total mengonsumsi BBM.    

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Pilihan bahan bakar minyak (BBM) mempunyai kwalitas yang variatif dan selisih harga menjajakan yang tidak benar-benar jauh mempunyai dampak mengkonsumsi premium selamanya menurun.

Apalagi kesadaran penduduk terhadap mutu BBM dan pengaruhnya terhadap kinerja mesin menjadi tinggi.

“Mesin-mesin baru beri tambahan respons kinerja yang lebih baik terhadap gasoline beroktan lebih tinggi. Masyarakat pilih gasoline beroktan tinggi dipilih terhitung sebab harganya yang tidak benar-benar jauh dengan dengan dengan dengan premium,” kata Ibrahim Hasyim, Komisoner Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), lebih berasal berasal dari satu tepat lalu.

Harga premium yang tepat ini diatur pemerintah sampai akhir 2016 bisa selamanya dibanderol Rp 6.450-Rp 6.550 per liter untuk lokasi di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Jamali.

Dengan begitu, harga premium tidak selisih jauh dengan dengan dengan dengan pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax Rp 7.350 per liter.

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas Ramah Lingkungan


Menurut Ibrahim, premium terhitung tidak lagi disubsidi pemerintah, agar tidak lagi berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika tepat ini tersedia yang mengkonsumsi premium, bisa menjadi sebab lebih murah.

“Bisa terhitung sebab ketersediaannya yang lebih luas di seluruh NKRI. Di lokasi tertentu nelayan terhitung Mengenakan premium,” kata dia.

Ibrahim beri tambahan tambahan tingkah laku penduduk tepat ini tidak begitu lagi peka terhadap harga sebab harga BBM sesungguhnya lagi rendah.

Masyarakat tepat ini terhitung telah concern terhadap mutu dan kinerja mesin. Ini bisa diamati berasal berasal berasal dari tingkah laku pengguna sepeda motor yang telah Mengenakan gasoline beroktannya lebih tinggi, layaknya pertamax dengan dengan dengan dengan persentase oktan (research octane number/RON) 92, pertalite RON 90.

“Tuntutan teknologi ke depan secara perlahan sesungguhnya bisa mendorong penduduk untuk pilih gasoline dengan dengan dengan dengan RON 90, 92 dan 95 dan perlahan meninggalkan premium dengan dengan dengan dengan RON88,” tandas Ibrahim.

Berdasarkan information Pertamina sampai 20 September 2016 mengkonsumsi premium menjadi menyusut. Dalam kurun tepat tidak memadai berasal berasal berasal dari tiga bulan, mengkonsumsi premium tercatat turun 28,75 persen.

Sebaliknya, mengkonsumsi BBM berkualitas, layaknya Pertalite, dan Pertamax Series menjadi membesar. Bahkan, mengkonsumsi harian Pertalite berasal berasal berasal dari 1 sampai 20 September 2016 telah melonjak 282 persen dibanding mengkonsumsi terhadap semester I 2016.
Rata-rata mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) type premium sampai 20 September 2016 tinggal 50 ribu kiloliter (KL) per hari, turun 28,75 persen dibanding umumnya mengkonsumsi selama semester I 2016 sebesar 70.183 KL per hari.

Di aspek lain, Pertamax Series ( Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Turbo) konsumsinya selamanya meningkat. Jika terhadap terhadap semester I, mengkonsumsi umumnya Pertamax series 9.626 KL per hari, sampai 20 September umumnya mengkonsumsi naik menjadi 15.682 KL perhari.
Pertamina menghendaki pemerintah untuk pilih konsep konkret penyaluran premium yang konsumsinya selamanya turun.

"Kami telah beri tambahan information kepada pemerintah. Harus mengetahui peruntukkan premium," kata Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR, perlihatkan tren penurunan premium merupakan positif sebab produknya terhitung tidak disubsidi.

Pilihan penduduk yang berubah mengkonsumsi pertalite merupakan cara bijak sebab dengan dengan dengan dengan mutu yang lebih baik, bisa diperoleh dengan dengan dengan dengan cost yang tidak sama tidak tidak tidak tebal dengan dengan dengan dengan premium.

“Secara perlahan premium sesungguhnya kudu dikurangi peredarannya, tapi itu sesungguhnya kudu ketetapan politis meskipun sesungguhnya premium itu tidak lagi disubsidi, " katanya.        

Pertamina Solusi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan Blok West Madura Offshore (WMO) dinilai menjadi tidak benar satu perumpamaan keberhasilan PT Pertamina (Persero), di didalam kesibukan memproduksi minyak dan gas di terlepas pantai, juga di laut dalam.

Sepanjang th. sesudah itu memproduksi minyak dan gas berasal berasal dari ke dua blok sesudah itu memenuhi obyek yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Pengelolaan Blok ONWJ dan Blok WMO perlihatkan Pertamina mempunyai kemampuan yang kompetitif bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama perusahaan-perusahaan migas lainnya," ujar Komaidi Notonegoro, pengamat migas berasal berasal dari ReforMiner Institute di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Menurut Komaidi, Pertamina juga mempunyai kemampuan di didalam pengelolaan ladang migas di laut di didalam layaknya Blok Nunukan yang berlokasi di laut di didalam di Kalimantan Utara.
Hasil memproduksi Blok Nunukan terdiri tas gas sebesar 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan minyak 1.800 barel per hari (BOPD).

Pertamina Solusi Bahan Bakar Ramah Lingkungan


“Proyek ini terlalu strategis dikarenakan Pertamina mengelola proyek migas di laut dalam,” katanya.
Dia perlihatkan tidak semua blok yang disita alih alih Pertamina sesukses layaknya ONWJ. Ada wilayah-wilayah migas lainnya tertentu yang mengalami penurunan memproduksi sejalan penurunan kemampuan alamiah.

"Untuk itu Pertamina juga perlu selektif terhadap blok yang habis kontraknya. Kalau selamanya menarik secara bisnis dan mempunyai kemampuan yang cukup dapat diambil, namun kecuali secara ekonomi tidak cukup beruntung juga tidak perlu dipaksakan masuk," kata dia.

Pada 2015, Blok ONWJ yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), membukukan memproduksi minyak sebesar 40 ribu barel per hari (BOPD).
Sedangkan memproduksi gas PHE ONWJ th. 2015 meraih 178 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) melampaui obyek WP&B 2015 sebesar 175 MMSCFD.

Tahun ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengambil alih alih ketetapan obyek memproduksi PHE ONWJ sebesar 37.300 BOPD dan 163 MMSCFD.

Hingga Mei 2016, PHE ONWJ membukukan catatan memproduksi sebesar 37.112 BOPD dan 172,5 MMSCFD.

Sementara itu, SKK Migas menargetkan memproduksi berasal berasal dari Blok WMO yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (WMO) sebesar 9.300 BOPD untuk minyak dan sebesar 102,6 MMSCFD gas bumi.

Sampai Mei 2016 tercatat memproduksi minyak meraih 10.411 BOPD atau 111,9 persen berasal berasal dari WP&B Revisi 2016 dan memproduksi gas sebesar 105,735 MMSCFD atau 103 persen berasal berasal dari obyek WP&B Revisi 2016.

Blok ONWJ memasok gas bagi PT PLN (Persero) lebih tidak cukup 100-120 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ke PLTGU Muara Karang dan Tanjung Priok dan berasal berasal dari gas itu PLN memproduksi kemampuan lebih tidak cukup 450 megawatt (MW).

ONWJ juga memasok gas sebagai bahan baku pembuatan pupuk untuk Pupuk Kujang, Cikampek Jabar, pasokan gas untuk Refinery Unit VI Balongan, Indramayu dan juga pasokan untuk bahan bakar gas yang dibutuhkan untuk konversi BBM ke bahan bakar gas.

Pencapaian memproduksi PHE ONWJ dan PHE WMO merupakan hasil positif yang didapat lewat realisasi berbagai rencana kerja layaknya pemboran, workover/kerja ulang, wellservice/perawatan sumur migas dan pengembangan lapangan dan juga perbaikan dan perawatan layanan produksi.

Taslim Z Yunus, Kepala Divisi Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), di mulanya perlihatkan besarnya risiko di didalam pengelolaan laut di didalam menjadi alasan bagi SKK Migas untuk tidak banyak menyerahkan pengelolaan blok-blok yang tingkat kesulitannya tinggi kepada Pertamina.

Selain itu, perusahaan-perusahaan migas raksasa asing mempunyai keahlian yang mumpuni.
Namun, menurut Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, secara umum semua blok yang dikelola Pertamina yang berasal berasal berasal dari operator di mulanya mempunyai kinerja yang lebih baik.
"Untuk CPP (Central Processing Plant), itu cuma satu berasal berasal dari sekian banyak blok dan pengelolaannya pun tidak pure oleh Pertamina, namun secara bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama BUMD setempat," tandas Syamsu.

Fahmi Radhi, pengamat kemampuan berasal berasal dari Universitas Gadjah Mada, perlihatkan Blok WMO dan ONWJ meningkat produksinya sesudah disita alih Pertamina.

Sebagai BUMN migas yang 100 persen sahamnya dikuasai negara, menjadi Fahmi, Pertamina perlu diberikan privildege untuk mengelola lahan migas yang kontrak udah berakhir.

Pertamina, lanjut Fahmi, merupakan representasi negara di didalam pengelolaan sumber kemampuan migas, layaknya diamanatkan pasal 33 UUD 1945.

Akibat kebijakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 yang terlalu liberal mempunyai dampak Pertamina selamanya kalah bidding bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) kontraktor asing agar Pertamina tidak diberi kesempatan untuk mengelola lahan migas di negeri sendiri.

“Mestinya semua komponen bangsa perlu menunjang Pertamina untuk mengelola lahan migas di negeri sendiri,” tandas dia.      

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - PT Pertamina (Persero) mampu mengejar kesepakatan proyek revitalisasi Kilang Cilacap di Jawa Tengah sebelum saat akan akan berakhirnya head of agreement (HoA) bersama dengan bersama dengan Saudi Aramco terhadap 26 November 2016.

Setelah tercapainya kesepakatan terhadap poin-poin krusial, Pertamina berharap mampu langsung di tandatangani joint venture bersama dengan bersama dengan Saudi Aramco.

"Saya dan Pak Dwi (Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina) mampu lakukan pertemuan bersama dengan bersama dengan top management Saudi Aramco untuk mengupas poin-poin krusial," ujar Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina di Jakarta, Kamis (10/11) malam.

Rachmad meyakinkan Saudi Aramco tidak dulu berharap untuk turunkan porsi (down share) terhadap proyek revitalisasi Kilang Cilacap. Saudi Aramco selalu berkomitmen miliki porsi 45 prosen terhadap perusahaan joint venture yang nanti mampu dibentuk ke dua perusahaan.

Proyek revitaliasi Kilang Cilacap merupakan tidak benar satu berasal berasal dari empat kilang yang masuk didalam Refinery Development Master Plan (RDMP) yang tengah dikerjakan Pertamina.
Tiga kilang lainnya adalah Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, Kilang Dumai di Riau, dan Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Sementara itu, Kilang Plaju Sungai Gerong di Sumatera Selatan mampu menjadi proyek selanjutnya.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas


Selain Kilang Cilacap, Pertamina juga menggandeng Saudi Aramco didalam revitalisasi Kilang Dumai dan Balongan. Sementara untuk Kilang Balikpapan, Pertamina menggarapnya sendiri tanpa bermitra bersama dengan bersama dengan perusahaan lain.

“Program pengembangan kilang merupakan usaha untuk menjamin ketahanan kemampuan nasional. Konsumsi BBM sementara ini raih 1,6 juta barel per hari namun pasokan berasal berasal dari didalam negeri baru 900-an ribu barel per hari,” kata Rachmad.

Pengembangan Kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi terhadap 2022. Pertamina menargetkan penandatanganan joint venture bersama dengan bersama dengan Saudi Aramco mampu dikerjakan akhir 2016.

Menurut Rachmad sementara proyek pengembangan raih tahap penyelesaian, kapasitas berasal berasal dari Kilang Cilacap mampu meningkat menjadi 370.000 barel per hari berasal berasal dari sementara ini sebesar 300 ribu barel per hari.

Selain itu, mengolah bensin dan diesel mampu lebih maksimal bersama dengan bersama dengan mutu lebih tinggi, dan mampu dipasok untuk kepentingan domestik.

Proyek pengembangan ini juga mampu menaikkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang, yakni aromatics meningkat sampai lebih berasal berasal dari 600 KTPA dan polypropylene meningkat sampai 160 KTPA.

“Kompleksitas mengolah kilang juga mampu menjadi meningkat dan membuahkan produk bahan bakar minyak (BBM) bersama dengan bersama dengan standar Euro 5,” paham Rachmad.

Pertamina dan Saudi Aramco terhadap awalnya mengambil alih keputusan kontrak Engineering and Project Management Services pelaksanaan studi Basic Engineering Design (BED) untuk program kerjasama ke dua perusahaan didalam RDMP Cilacap kepada Amec Foster Wheeler Energy Limited.
Hingga Maret 2017, Amec Foster mampu mengembangan area lingkup tentang usulan proyek pengembangan kilang yang sudah tersedia di Jawa Tengah dan mampu selesaikan konfigurasi dan paket lisensi.

Dirgo Purbo, pengamat ketahanan kemampuan dan staf pengajar geoekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), perlihatkan kerja mirip Pertamina bersama dengan bersama dengan Saudi Aramco didalam proyek Kilang Cilacap terlalu baik. Selain pendanaan, Saudi Aramco juga mampu banyak diandalkan Pertamina berasal berasal dari segi suplai crude oil.

"Keuntungan bagi Pertamina, Saudi Aramco tentu saja mampu lebih diandalkan berasal berasal dari segi pasokan light crude oil-nya," kata dia.  

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina International EP (PIEP) menaikkan sembilan aset baru di luar negeri sampai akhir September 2016.

Salah satu tujuannya, untuk pelihara kelangsungan pasokan minyak mentah bagi memproduksi BBM di Indonesia.

Sebelumnya pada 2015, Pertamina cuma menaikkan aset di tiga negara yakni Aljazair, Malaysia dan Irak. Di th. ini, aset baru Pertamina lebih bervariasi.

Dua aset ada di Eropa yakni Prancis dan Italia, dua di Amerika yakni Kanada dan Kolombia dan terhitung satu di Asia yakni di Myanmar. Lalu di Afrika berada di Namibia, Tanzania, Nigeria dan Gabon,Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, berasal berasal berasal dari tambahan aset baru itu, yang udah memproduksi aset di Gabon dan Nigeria total tidak lumayan lebih 30 barel setara minyak per hari (BOEPD). Sisanya senantiasa di dalam cara eksplorasi dan pengembangan.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan


Wianda perlihatkan ke depan Pertamina dapat terus-menerus agresif mencari sumber-sumber minyak dan gas (migas) di banyak variasi negara. "Tujuan Pertamina untuk capai object memproduksi nasional, terhitung pelihara kelangsungan pasokan minyak mentah bagi memproduksi BBM di Indonesia," ujar Wianda, Kamis (17/11/2016).

Wianda perlihatkan memproduksi minyak Pertamina sampai kuartal III 2016 sebesar 309 ribu barel per hari (BOPD). Sebanyak 72 prosen berasal berasal berasal dari kontribusi ladang migas di di dalam negeri, 28 prosen ulang berasal berasal berasal dari luar negeri.

Sedangkan memproduksi gas sebesar 1.953 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dibandingkan periode serupa 2015 sebesar 1.728 MMSCFD. Sebanyak 11 prosen memproduksi gas berasal berasal berasal berasal dari ladang di luar negeri dan 89 prosen berasal berasal berasal dari di dalam negeri.
Investasi Dalam Negeri

Pengamat ketahanan kapabilitas dan staf pengajar geo ekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Dirgo Purbo memandang rancangan strategis Pertamina untuk jalankan investasi di luar negeri benar-benar baik dan tepat.

"Langkah ini merupakan jawaban Indonesia sebagai negara pengimpor minyak. Jadi merupakan cara di dalam mobilisasi anggota berasal berasal berasal dari program jaminan pasokan energi. Dan ini sebetulnya jawaban yang paling ideal di dalam percaturan persaingan untuk capai langsung ke sumber energi," katanya.

Namun Pertamina terhitung harus tepat sasaran bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan memandang atas dasar potensi cekungan hidrokarbon dan utamakan berasal berasal berasal dari negara-negara yang dekat bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan Indonesia, seperti Timor Leste, Vietnam, Myanmar, dan Malaysia, kata dia.

Menurut Dirgo, investasi yang dijalankan Pertamina di Gabon dan Nigeria lumayan bagus, yang menjadi soal adalah investasi di Prancis dan Italia. "Jadi harus ditinjau berasal berasal berasal dari sudut geopolitik dan geostrategi, negara mana saja yang harus fokus untuk jalankan investasi," ungkap Dirgo.

Bahkan, lanjut Dirgo, seyogyanya potensi investasi di sektor hulu harus diutamakan di di dalam negeri lebih-lebih dahulu bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan menggiatkan ulang ladang-ladang tua yang senantiasa mempunyai potensi "recoverable" 30 persen.
Dirgo perlihatkan minyak yang di luar negeri terkecuali bertipe light crude harus dibawa ke di dalam negeri dikarenakan itulah pemahaman mendasar berasal berasal berasal dari investasi di luar negeri. Sebaliknya, terkecuali langsung dijual justru menaikkan beban fiskal.